Wednesday, May 4, 2016

Semarang - Bandung dengan ATR

Pesawat terbang dengan mesin berbaling baling (propeller) sudah lama sekali tidak saya jumpai, meskipun saya termasuk agak sering bepergian dengan pesawat terbang. Baru pada Sabtu , 16 April 2016 saya kembali menggunakan pesawat terbang dengan mesin berbaling baling dalam perjalanan dari Semarang ke Bandung.

Pada waktu membeli tiket penerbangan KalStar rute Semarang - Bandung, saya mengira pesawatnya bermesin jet semacam AirBus atau Boing yang biasa dipakai penerbangan sipil/komersial lain. Baru ketika akan berangkat, menjelang masuk pesawat, saya mengetahui bahwa pesawat yang akan membawa saya dari Semarang ke Bandung adalah pesawat terbang dengan mesin berbaling baling, tipe ATR. Selain itu, sebelumnya saya juga mengira, KalStar hanya melayani penerbangan di pulau Kalimantan. Saya baru tahu, KalStar juga melayani rute penerbangan di luar Kalimantan.

Karena penerbangan sipil/komersial yang biasanya saya gunakan hampir semua memakai pesawat bermesin jet, saya terlanjur beranggapan bahwa pesawat terbang dengan mesin berbaling baling adalah pesawat kuno atau pesawat tua. Kemudian, karena badan pesawat ini lebih kecil dari pesawat semacam AirBus atau Boing yang biasa dipakai penerbangan sipil/komersial, saya teringat cerita teman, bahwa pesawat kecil mudah terombang ambing oleh angin.

Hal hal itu membuat saya sempat ragu, apakah pesawat dengan mesin berbaling baling cukup aman untuk penerbangan Semarang - Bandung. Tetapi kemudian saya tidak lagi khawatir setelah teringat sebuah tulisan yang pernah saya baca , bahwa apabila mesin mati , pesawat dengan mesin berbaling baling lebih mampu melayang dari pada pesawat bermesin jet. Dan untunglah cuaca sepanjang penerbangan Semarang - Bandung sangat baik. Saya tidak merasakan guncangan yang berarti.

Ternyata bukan hanya jenis mesinnya yang berbeda. Ada beberapa perbedaan yang saya temui pada pesawat ATR dari KalStar ini dibandingkan dengan pesawat semacam AirBus atau Boing yang biasa dipakai penerbangan sipil/komersial.

1) Penumpang naik dan turun pesawat melalui pintu belakang. Pintu depan hanya untuk keluar masuk barang.

2) Sayap terletak di bagian atas, bukan di bagian bawah badan pesawat. Bagi saya yang suka melihat pemandangan melalui jendela pesawat, posisi sayap ini membuat saya leluasa menikmati pemandangan ini tanpa terhalang sayap.

Ini adalah beberapa foto yang saya ambil dalam penerbangan Semarang - Bandung.



<br />









No comments:

Post a Comment

You can use HTML tags.