Sunday, April 1, 2007

Antara Demokrasi dan Dollar per kapita

Dalam pidato pengukuhan Guru Besar di UGM, Menko Prof. Boediono antara lain menyinggung hubungan demokrasi dengan pendapatan per kapita. Menurut Prof. Boediono, untuk dapat menikmati kelangsungan demokrasi, batas aman yang perlu kita capai adalah US$ 6600 perkapita. Pidato beliau mengingatkan kita bahwa, keinginan kita berdemokrasi memerlukan pijakan ekonomi yang kokoh. Berbeda dengan Visi 2030 yang banyak disambut kritik, hampir tidak ada yang mengkritik pidato Prof. Boediono. Menurut penulis ada yang tidak kalah penting dari angka US$ 6600 itu. Angka mudah mempesona kita. Sering kita terlalu sibuk untuk menyadari, suatu angka (rata-rata) dapat juga tercapai tanpa peningkatan kesejahteraan masyarakat secara umum, jika angka itu ditopang dengan menjulangnya pendapatan sekelompok kecil. Angka pendapatan perkapita yang tinggi dapat menjadi sekedar Indikasi kemakmuran semu yang rapuh. Bagi demokrasi, ketimpangan pendapatan yang terlalu besar bisa sama atau bahkan lebih buruk dari rendahnya pendapatan perkapita. Bukankah money politic, demonstran bayaran, dan praktek demokrasi tidak sehat lainnya lebih mudah dilakukan jika ada perbedaan kesejahteraan yang mencolok? Pidato pengukuhan Guru Besar Prof. Boediono dapat di download di sini. Kepada Prof. Boediono, penulis mengucapkan selamat! Gambar diambil dari : http://www.ekon.go.id/v3/images/beritafoto/foto2.jpg

No comments:

Post a Comment

You can use HTML tags.