Tuesday, June 12, 2007

Berpolemik Lewat Buku

Terbitnya buku The Untrue Power of Water yang mengkritik buku The True Power of Water mengingatkan saya pada terbitnya buku Ayah Kaya Tidak Kaya oleh John T. Reed , yang mengkritik buku Rich Dad, Poor Dad oleh Robert Kiyosaki. "Selama bumi berputar, akan selalu ada tesis dan antitesis". kata seorang teman. Tesis dan antitesis mungkin ada manfaatnya guna membuka wawasan pembaca buku. Tetapi mengapa butuh waktu lama? Buku The Untrue Power of Water terbit lebih kurang setahun setelah beredarnya buku The True Power of Water -yang oleh New York Times dinilai bestseller. Demikian juga dengan Ayah Kaya Tidak Kaya yang terbit beberapa tahun setelah buku Rich Dad, Poor Dad laris terjual. Semoga waktu yang lama ini semata-mata karena kehati-hatian pengarangnya dalam menyusun antitesis. Bukan karena sengaja menunggu sampai buku yang dikritik habis terjual, sehingga toko buku dan penerbit dapat meraup keuntungan ganda dari penjualan dua macam buku-buku yang bertopik sama dengan sudut pandangan berbeda. Dengan lamanya beda waktu peneerbitan, buku yang dikritik terlanjur laris dan berhasil mempengaruhi banyak orang. Jika sudah demikian, kritik yang dikemukakan akan sulit mendapat dukungan. Dan bisal-bisa dicurigai cuma mau numpang popularitas dari buku yang dikritik.

2 comments:

  1. saya kira polemik lewat buku masih lebih baik dari pada pakai cara kekerasan membubarkan acara bedah buku untuk menunjukkan ketidaksepahaman thdp buku tsb.

    ReplyDelete
  2. @ Anonymous:
    Saya sependapat dgn anda. Terima kasih

    ReplyDelete

You can use HTML tags.