Sunday, March 11, 2012

Perlukah Penyatuan Zona Waktu Sabang - Merauke?

Pemerintah berencana menyatukan perbedaan wilayah waktu Indonesia yang saat ini dibagi ke dalam tiga zona waktu (WIB, WITA dan WIT). Kata Kepala Divisi Humas dan Promosi KP3EI, Edib Muslim, ide penyatuan zona waktu Indonesia adalah buah pikiran Menteri Koordinasi Bidang Ekonomi Hatta Rajasa.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, penerapan zona satu waktu akan memberikan keunggulan dari waktu yang lebih efisien serta penghematan dalam angka triliunan rupiah. "Ada perhitungan studi yang mengatakan bisa menghemat angka triliunan rupiah dalam hal itu. Yang penting menguntungkan, kita bisa lebih efisien dalam pengaturan dan sebagainya. Jadi, saya dukung."

Cina adalah negeri yang memiliki upaya menyatukan semua wilayahnya dalam satu zona waktu. Penyatuan itu bertujuan politik dan ekonomi serta demi memajukan negara mereka. "Kenapa kita gak melakukan hal yang sama?" tanya Edib Muslim.

Menurut Edib Muslim, penyamaan waktu antara indonesia barat, tengah dan timur diyakini akan dapat mengangkat 20% PDB indonesia. Sebab ada angkatan kerja berjumlah 190 juta orang yang akan melakukan pekerjaannya secara bersama-sama. Sementara saat ini angkatan kerja di Indonesia bekerja dalam waktu yang tidak sama. Saat penyatuan waktu, maka dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi karena ada produktivitas yang sama-sama bergerak.

Bagi saya, penyatuan semua wilayah Indonesia dalam satu zona waktu tidak realistis. Lihatlah peta, wilayah Indonesia bukan membentang Utara - Selatan tetapi membentang Timur - Barat, sesuai pergerakan cahaya matahari. Pada waktu saudara-saudara kita di Papua bangun pagi, sebagian besar saudara-saudara kita di Medan masih tidur nyenyak. Sudah sewajarnya jika ada beda zona waktu antara Medan dengan Papua. Sudah sewajarnya pula saudara-saudara kita di Indonesia Timur bekerja dalam waktu yang tidak sama dengan saudara-saudara kita di Indonesia Barat. Jika kita memaksa mereka bekerja dalam waktu yang sama, (seperti kata Edib Muslim di atas) itu artinya menentang jam biologis tubuh manusia.

Menurut saya, beda zona waktu seharusnya disyukuri dan dipandang sebagai keuntungan. Dengan beda waktu 2 jam, artinya pada waktu saudara-saudara kita di Maluku dan Papua sudah pulang kerja, saudara-saudara kita di Aceh, Padang dan Riau masih giat bekerja.

Wilayah Indonesia terlalu luas untuk dijadikan satu zona waktu. Kalau Edib Muslim menyebut Cina sebagai contoh, mari kita menengok Amerika Serikat. Konon jarak antara Sabang - Merauke hampir sama dengan jarak New York (di East Coast) - San Francisco (di West Coast). Pada peta Amerika Serikat jelas terlihat bahwa antara New York - San Francisco ada 4 zona waktu. Jadi pembagiannya lebih banyak dari zona waktu Sabang- Merauke, meskipun jaraknya hampir sama.US Time Zone

Rencana penyatuan semua wilayah Indonesia dalam satu zona waktu juga tidak disambut positif oleh Kepala Observatorium Bosscha, Hakim Luthfi Malasan. "Karakteristik tiga zona waktu sebenarnya sudah sesuai dengan landasan posisi geografis Indonesia. Begitu pula referensi keilmiahannya sudah memenuhi syarat bahwa ada tiga zona waktu di Indonesia." kata Hakim.

Hakim menyayangkan rencana pemerintah hanya didasarkan pada kepentingan percepatan ekonomi semata. "Rencana untuk menjadikan satu zona tidak kami tentang, itu hak politis pemerintah. Yang terpenting bidang astronomi sudah memberi pandangan secara keilmuan,"ujar Hakim.

Menariknya, kata Menko Perekonomian ada perhitungan studi yang mengatakan penyatuan semua wilayah Indonesia dalam satu zona waktu bisa menghemat angka triliunan rupiah. Sayang, Menko Perekonomian tidak menjelaskan seperti apa perhitungan studi yang disebutkan beliau, dan asumsi-asumsi apa yang dipakai. Sepertinya KP3EI begitu terpesona dengan kemajuan ekonomi Cina dan ingin meniru Cina menyatukan semua wilayah dalam satu zona waktu.

4 comments:

  1. Bro, ini ada yang satu pendapat sama, ente:

    'Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla berpendapat, rencana menyatukan zona waktu sebagai gagasan berlebihan, cari perkara saja, dan tujuannya tidak masuk akal. Oleh karena itu, jangan atau tidak perlu mengubah zona waktu.
    Kita mesti memahami bahwa zona waktu itu adalah menyesuaikan alam dengan ritme hidup.'

    baca di http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/05/23/18091611/JK.Jangan.Ubah.Zona.Waktu

    ReplyDelete
    Replies
    1. @ Arifin:
      Thanks Bro Arifin. 'moga para petinggi negeri ini bisa berpikir jernih seperti Pak JK.

      Delete

You can use HTML tags.