Thursday, May 10, 2012

Pembatasan BBM Bersubsidi : More Stick Than Carrot

Adalah fakta bahwa BBM non subsidi lebih mahal dari BBM bersubsidi. Adalah fakta bahwa hampir semua mobil di sini didisain untuk memakai BBM, bukan BBG. Adalah fakta bahwa BBG lebih sulit diperoleh dari BBM (sayang saya tidak punya foto antrian panjang taksi-taksi yang akan mengisi BBG untuk saya pajang di posting ini). Adalah fakta bahwa pernah terjadi sejumlah kecelakaan akibat masalah pada instalasi gas di mobil-mobil yang telah dikonversi untuk memakai BBG.

Menyusul ditolaknya opsi kenaikan harga BBM, pemerintah gencar berusaha agar konsumsi BBM bersubsidi berkurang, dan mesyarakat beralih ke BBM non subsidi serta beralih dari BBM ke BBG. Untuk mencapai tujuan ini, jika diamati dari berbagai pernyataan pemerintah (termasuk Lima Aturan Hemat BBM dan Listrik yang akan diumumkan Presiden SBY 23 Mei '12), tampak pemerintah lebih banyak memakai stick dari pada memakai carrot. Kita dihimbau dan mungkin akan "dipaksa" mengurangi pemakaian BBM bersubsidi, tetapi hampir tak ada upaya pemerintah agar kita tertarik memakai BBM non subsidi atau beralih ke BBG. Hampir tak ada upaya pemerintah untuk edukasi tentang manfaat atau keunggulan BBG dibanding BBM. Hampir tak ada upaya Pertamina atau pemerintah untuk edukasi dan tentang manfaat atau keunggulan BBM non subsidi dibanding BBM bersubsidi (jika memang ada).

Adalah fakta bahwa BBM non subsidi lebih mahal dari BBM bersubsidi. Namun tidak sedikit produk berharga mahal yang tenyata lebih laku dari yang harganya lebih murah. Tentu produk mahal tersebut jadi laku berkat strategi dan taktik marketing. Lalu, mengapa Pertamina tidak memakai pendekatan marketing untuk membuat Pertamax lebih laku dari Premium? Mengapa pemerintah atau Pertamina tidak memakai pendekatan marketing untuk membuat BBG lebih menarik dari pada BBM?

Saya bukan ahli marketing, jadi saya tidak kompeten untuk memberi saran. Saya hanya pernah mendengar bahwa ada SPBU milik perusahaan asing yang berpromosi dengan memberi minuman/soft drink kepada pelanggannya dan ada juga yang mengadakan undian berhadiah. Saya yakin Ibu Karen Agus Setiawan dan orang-orang Pertamina dan pemerintah lebih jago soal marketing dari pada saya. Ayo tunjukkan kemampuanmu. Jangan hanya berlindung pada regulasi. Jangan hanya pasang spanduk " Premium adalah BBM bersubsidi untuk golongan tidak mampu. Terima kasih telah menggunakan BBM non subsidi."

Berikut adalah Lima Aturan Hemat BBM dan Listrik yang akan diumumkan Presiden SBY 23 Mei '12:

  1. Semua mobil pemerintah pusat, BUMN, BUMD dan kepala daerah secara bertahap dilarang gunakan BBM bersubsidi.
  2. Perceparan konversi dari BBM ke BBG harus dilaksanakan. Sisi teknologi terus disempurnakan dan keberadaan SPBG-nya juga ditambah.
  3. Menegaskan larangan kepada perusahaan pertambangan dan perkebunan menggunakan BBM bersubsidi. Pertamina akan buka stasiun pengisian khusus solar non subsidi dan pelaksanaannya diawasi jajaran pemerintah daerah.
  4. Tidak ada lagi pembangkit listrik baru milik PLN yang menggunakan BBM. Pilihan sumber tenaga yang didorong besar-besaran adalah matahari di samping batu bara, gas alam, panas bumi, air, dan biogas.
  5. Gedung milik pemerintah wajib mematikan AC setiap pukul 17.00 WIB. Sementara fasilitas lampu penerangan selambatnya harus dipadamkan pukul 19.00 WIB.

No comments:

Post a Comment

You can use HTML tags.