Tuesday, May 4, 2021

Babi Ngepet di Era Milenial

Rumor babi ngepet di Bedahan, Kecamatan Sawangan, Depok, Jawa Barat pada akhir April 2021 telah menarik banyak orang. Bukan hanya menyaksikan dan mengunduh  tayangan video yang viral itu, tidak sedikit yang berdatangan ke Bedahan, ingin menyaksikan langsung si babi ngepet. Begitu banyaknya orang yang datang, sehingga kepolisian turun tangan dengan maksud mengantisipasi terjadinya kerumunan dan mencegah penularan virus Covid 19.

Kegiatan pihak kepolisian yang semula untuk pencegahan penularan virus Covid 19 ini ternyata membuka jalan bagi polisi untuk mengungkap bahwa babi ngepet ini hanyalah rekayasa. Apresiasi layak diberikan kepada Polsek Sawangan dan Polresta Depok yang berhasil membongkar kebohongan mengenai babi ngepet ini.

Namun, sepertinya kita perlu juga merasa malu, karena sebagian masyarakat kita masih terkecoh dengan rumor klenik semacam ini. Sebelum munculnya hoax babi ngepet, yang sering muncul adalah hoax penggandaan uang. Sudah banyak yang menjadi korban akibat percaya pada kemampuan mistis pihak yang mengaku mampu membuat kaya secara instan. Padahal banyak dari kita merasa dan dengan bangga mengatakan bahwa kita hidup di masa modern, di jam high tech, di era digital, di masa revolusi industri 4.0, dan berbagai jargon yang menggambarkan betapa telah majunya masyarakat kita. Ternyata sebagian dari kita yang mengaku modern ini masih bisa dikalahkan oleh rumor klenik.

Di jaman yang kita sebut modern ini, kita sering  jumpai beberapa televisi kerap menayangkan acara mengenai mahluk halus, mahluk gaib, dan tempat tempat angker. Ada juga reality show yang menayangkan interaksi manusia dengan yang disebut mahluk dari alam lain. Ini indikasi bahwa tidak sedikit masyarakat kita yang memang menggemari hal hal klenik dan mistis. Sebagian dari kita mungkin menganggap tayangan semacam ini hanya sebagai acara hiburan.  Tetapi  sepertinya Komisi Penyiaran Indonesia perlu membuat kajian, jangan jangan tayangan seperti ini yang membuat sebagian masyarakat kita menjadi kurang berpikir rasional dan kritis, akibatnya mudah terkecoh bahkan tertipu dengan klenik/takhayul.

Hal lain yang seharusnya membuat kita lebih malu adalah, hasil penyelidikan polisi mengungkapkan bahwa penyebar berita bohong babi ngepet ini adalah seorang ustadz.  Sungguh menyedihkan,  hal ini terjadi pada bulan Ramadhan- bulan yang dimuliakan oleh seluruh umat Muslim.

Karena penyebar berita bohong babi ngepet ini adalah seorang ustadz, saya  sungguh ingin mendengar ada ustadz, mubalig, habib, kiyai atau pemuka agama Islam yang berbicara mengangkat kasus ini untuk  pembelajaran bagi umat Muslim, khususnya. Tetapi sepertinya, di setiap ceramah yang saya ikuti, baik di TV atau Radio para ustadz, mubalig, habib dan kiyai terlanjur sibuk berbicara mengenai tema tema Ramadhan seperti puasa, qiamul lail, zakat, infak, dan lailatul qadar. Hal ini berbeda sekali saat kasus pelarangan memakai masker di  Masjid Al AmanahHarapan Indah,  Bekasi, di mana pihak Majelis Ulama Indonesia langsung  menjelaskan bahwa salat memakai masker adalah sah.

Tidakkah para pemuka agama Islam merasa terpanggil untuk menyelamatkan umat Muslim dari terkecoh dan tertipu klenik/takhayul semacam ini?

(Foto dari https://m.kumparan.com/berita_viral/usai-meme-kini-muncul-lagu-rap-babi-ngepet-yang-bikin-ngakak-1vfKxeTN8fm)


No comments:

Post a Comment

You can use HTML tags.