Tuesday, October 21, 2008

Gangguan Kesehatan Jiwa Menimpa 50 Juta Orang Indonesia

Kesehatan jiwa sudak waktunya mendapat perhatian serius, karena dampaknya tidak bisa dianggap sepele. Menurut studi Bank Dunia tahun 1995, hari-hari produktif ’yang hilang atau Dissabiliiy Adjusted Life Years (DALY’s) akibat masalah kesehatan jiwa mencapai 8,1% dari Global Burden of Disease, Angka ini lebih tinggi dari yang disebabkan penyakit lain, mislanya TBC (7,2%), Kanker(5,8%), Penyakit Jantung (4,4%) dan Malaria (2,6%).

Jumlah penderita gangguan kesehatan jiwa di Indonesia ternyata tidak kecil. Satu dari empat warga Indonesia menderita gangguan kesehatan jiwa, Demikian kata Dirjen Pelayanan Medik (Yanmedik) Departemen Kesehatan Dr Farid Husein , Selasa (21/10/2008). Hal yang sama pernah juga diungkapkan Prof Dr Dadang Hawari , mantan Ketua Persatuan Dokter Jiwa Indonesia berkaitan dengan hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang diperingati setiap 10 Oktober.

Secara persentasi angka di atas tidak berbeda dengan kondisi tahun 1995. Menurut hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SK-RT) Badan Litbang Departemen Kesehatan tahun 1995 diperkirakan terdapat 264 dari 1000 anggota Rumah Tangga menderita gangguan kesehatan jiwa. Jadi, kalau seandainya benar bahwa pemerintah menyatakan berhasil menurunkan angka kemiskinan, ternyata tidak demikian halnya dengan angka gangguan kesehatan jiwa. Jumlah penduduk kita diperkirakan 234.693.997 orang (data tahun 2007). Jadi, memakai perkiraan Dr Farid Husein dan Prof Dr Dadang Hawari, total yang kena gangguan jiwa bisa lebih dari 50 juta orang. Wah, yang jadi pemerintah apa nggak repot ngurusin 50 juta orang kurang sehat jiwa?

No comments:

Post a Comment

You can use HTML tags.