Sunday, January 10, 2016

Transjakarta Minimalis Rasa Kopaja

Pada akhir Desember 2015 ini, Kopaja berstandar transjakarta (bus sedang warna biru muda - putih) mulai dioperasikan. Transjakarta patut mendapatkan apresiasi atas usahanya meningkatkan pelayanan kepada konsumennya. Lebih dari itu, setiap usaha memperbaiki fasilitas dan layanan patut didukung dan diapresiasi oleh pemerintah dan kita semua, mengingat dampak nya yang positif pada pengurangan kemacetan, konsumsi Bahan Bakar, dan polusi, serta multiplier effects nya pada tingkat nasional.

Sayang, pihak Transjakarta kurang informatif mengenai mulai beroperasinya Kopaja berstandar transjakarta ini. Tak ada spanduk/banner ataupun tulisan pemberitahuan mengenai Kopaja ini. Berbeda sekali sewaktu pihak TransJakarta akan menerapkan pembayaran non tunai (e-ticket). Pada waktu itu banyak sekali spanduk/banner yang dipasang di Halte-halte. Untunglah pada hari pertama dioperasikannya Kopaja yang sudah tergabung dengan Transjakarta, ada seorang petugas TransJakarta yang saya kenal memberi tahu saya, bahwa Kopaja warna biru muda - putih itu sudah tergabung dengan Transjakarta , dan penumpang tidak perlu membayar lagi (tidak seperti kalau kita naik Kopaja warna hijau-putih yang harus bayar lagi Rp. 6,000). Sepertinya tidak semua pengguna TransJakarta mengetahui informasi ini. Di halte-halte yang saya lewati, sedikit sekali penumpang yang naik, meskipun bis masih longgar. Mungkin mereka mengira Kopaja ini sama dengan Kopaja warna hijau-putih yang harus bayar lagi Rp. 6,000.

Baru pada 2 Januari 2015, saya melihat ada spanduk/banner di Halte, memberi tahu mengenai beroperasinya Kopaja warna biru-putih yang sudah tergabung dengan Transjakarta , dan penumpang tidak perlu membayar lagi. Mungkin di akhir tahun banyak pembuat spanduk/banner yang libur, sehingga pihak Transjakarta terlambat memberikan informasi kepada pelanggannya :-)
Bagi saya, Kopaja berstandar transjakarta ini adalah Transjakarta Rasa Kopaja atau Transjakarta Minimalis. Ukuran kendaraan dan kapasitas angkut jelas lebih kecil dari bus Transjakarta yang sudah ada sebelumnya. Interiornya berwarna hijau muda, warna khas bus kopaja. Jadi mudah ditebak, bus ini memang Kopaja yang dulu sudah lama beroperasi di jalur Busway, kemudian eksteriornya dicat ulang dengan warna biru muda - putih.

Bukan hanya ukurannya yang Minimalis, layanan Bus ini juga minimal. Awak Bus ini hanya satu orang pengemudi, tidak ada kondektur atau petugas. Jadi kalau ada penumpang yang tidak tertib (misalnya tidak mau antri) maka tidak ada petugas yang menegur. Padahal penumpang yang tidak tertib seringkali tidak peduli atau bahkan melawan kalau ditegur oleh sesama penumpang. Di jalur Monas-Ragunan saya pernah melihat seorang penumpang yang menduduki dua tempat duduk tanpa peduli kepada penumpang lain yang terpaksa berdiri. Bukan tidak mungkin, yang pernah saya tulis mengenai penumpang Kopaja AC P20 yang lebih menghargai burung dari pada manusia ("Ketika Burung Lebih Utama dari pada Manusia") dapat terulang di Transjakarta Minimalis ini.

Tidak adanya kondektur atau petugas juga membuka peluang pelaku kriminal lebih leluasa menjalankan usahanya. Sangat mungkin, tingkat amanannya tidak sebaik bus Transjakarta yang sudah ada sebelumnya. Jadi tingkat keamanan Bus ini juga Minimalis.

Ada satu hal yang lucu, bahkan konyol, bunyi klakson Transjakarta Minimalis juga Minimalis. Mirip bunyi klakson sepeda motor. Sangat tidak sesuai dengan kelasnya yang termasuk kendaraan ukuran sedang. Dampak bunyi klakson yang mirip sepeda motor ini, saat kendaraan bus ini terhalang serombongan sepeda motor yang berhenti ditempat yang tidak seharusnya, para pengemudi sepeda motor hanya bergeser sedikit waktu diklakson. Mungkin mereka mengira, yang dihalanginya hanyalah sesama sepeda motor.

Ada hal lain yang perlu jadi perhatian pihak TransJakarta. Beberapa bus Transjakarta Minimalis ini tidak dilengkapi pengenal yang jelas mengenai jurusannya. Sehingga penumpang harus bertanya dulu kepada sesama penumpang (karena tidak ada kondektur), malah tidak sedikit penumpang yang keliru terlanjur naik bus yang bukan jurusannya.

No comments:

Post a Comment

You can use HTML tags.