Saturday, July 9, 2016

Ketika Sup Tomyam Menjelma Jadi Kangkung Balacan

Saya ke D'Cost Pasar Festival, Jakarta Selatan pada Sabtu siang, 9 Juli 2016. Salah satu menu D'Cost yang saya suka adalah Sup Tomyam , dan siang itu saya ingin menikmati menu kesukaan saya ini.



Kalau Anda pernah makan di D'Cost, saya kira saya tidak perlu menceritakan bahwa cara memilih menu di D'Cost adalah dengan mengambil sendiri kartu yang sesuai dengan menu yang kita pesan. Jadi siang itu saya langsung mengambil satu kartu pada kotak di bawah gambar dan tulisan Sup Tomyam, dan segera ke kasir. (D'Cost Pasar Festival adalah D'Cost Quick alias "express", alias "self service"). Setelah menerima kartu menu pesanan saya, kasir D'Cost menyebutkan harga yang harus saya bayar: "Dua puluh dua ribu rupiah " .

Saya heran mendengar kasir menyebut angka Rp 22 ribu tersebut. Seingat saya, harga Sup Tomyam adalah Rp 30 ribu. Tetapi saya diam saja. Saya pikir, mungkin D'Cost Pasar Festival sedang ada diskon.(..... ngarep dot com... ha.. ha..ha.... Apalagi saya pernah baca mengenai strategi marketing D'Cost di posting Emang Pendekar Bodoh! ).

Setelah saya membayar dan menerima struk kasir, saya baca di struk yg tertulis ternyata bukan "Sup Tomyam" tetapi "Kangkung Balacan". Pantas harganya Rp 22 ribu, bukan Rp 30 ribu. Saya mulai mengira-ngira mengapa sampai terjadi hal ini? Apakah saya salah mengambil kartu menu? Apakah kasir salah membaca kartu menu? Sepertinya kecil kemungkinan saya keliru mengambil kartu menu, karena kotak kartu menu Sup Tomyam berjauhan dengan kotak kartu menu Kangkung Balacan. Juga kecil kemungkinan kasir salah membaca kartu menu, karena tulisan "Sup Tomyam" jelas beda dengan tulisan "Kangkung Balacan". Akhirnya saya menduga, bahwa kartu menu "Kangkung Balacan" itu terselip ataupun salah masuk ke kotak menu "Sup Tomyam" dan saya tidak memeriksa lagi sewaktu akan menyerahkan kartu mereka itu ke kasir.

Sebenarnya saya bisa saja meminta kasir meralat pesanan yang keliru ini, tetapi kemudian saya tertarik untuk menikmati menu "Kangkung Balacan" yang memang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Jadi saya biarkan saja nasi yang terlanjur jadi bubur, eh maksud saya Tomyam yang terlanjur jadi Kangkung ini. Akan saya jadikan kekeliruan ini kekeliruan yang indah, eh kekeliruan yang nikmat... :-) :-)

Beberapa menit kemudian , Tomyam yang menjelma jadi Kangkung itu telah siap. Saya memang sudah lapar, sampai lupa memotret Kangkung jelmaan Tomyam itu. Baru setelah kangkung itu tinggal separuh, saya ingat untuk memotretnya sebagai ilustrasi posting blog ini. Jadi harap dimaklumi kalau penampilan Kangkung jelmaan ini sudah tidak rapi dan jadi kurang enak dilihat.... meskipun rasanya tetap nikmat..

No comments:

Post a Comment

You can use HTML tags.