Tradisi menghidangkan Ketupat pada Hari Raya Idul Fitri dapat dilacak ke masa Wali Songo. Konon Sunan Bonang mengajarkan, kita harus berpuasa sungguh-sungguh agar setelah berpuasa nanti bisa menikmati kupat (bahasa Jawa untuk Ketupat). Kupat adalah simbol yang diartikan sebagai laku sing papat (bahasa Jawa) atau empat sifat yang berhasil dicapai oleh mereka yang berpuasa. Laku sing papat atau empat sifat itu adalah lebar, lebur, luber, labur.
- Lebar : telah menyelesaikan puasanya dengan melegakan.
- Lebur : terhapus semua dosa yang dilakukan di masa lalu,
- Luber : melimpah ruah pahala amal-amalnya.
- Labur : bersih dirinya dan cerah-bercahaya wajah dan hatinya.
Jadi, Sunan Bonang mengajaran agar kita berpuasa untuk "Menuju Jatining Nur dan Meraih Laku sing Papat". Menurut Moh. Mahfud M.D., (Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi) hal itu digali dari hadis Nabi Muhammad :"Barang siapa berpuasa di bulan Ramadan dengan iman dan penuh kesungguhan (maka) akan diampuni segala dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).
Selamat Idul Fitri. Semoga kita dapat mencapai Jatining Nur dan Laku sing Papat.
No comments:
Post a Comment
You can use HTML tags.