Orang-orang yang hidup di masa lalu, mungkin memakai bahasa yang berbeda dengan kita. Kalaupun mereka memakai bahasa yang sama, mungkin saja ada kata-kata yang berbeda maknanya dengan kata-kata yang kita gunakan di masa kini. Selain itu, jumlah perbendaharaan kata-kata yang mereka miliki mungkin juga tidak sama dengan jumlah perbendaharaan kata-kata yang kita miliki saat ini. Andai salah satu dari mereka melakukan perjalanan melalui lorong waktu (Time Tunnel) dan tiba di jaman kita, mungkin ada beberapa perbedaan gaya komunikasi yang bisa menimbulkan kekelirufahaman.
Siang, hari Minggu 30 November 2009 yang lalu, saya lihat sebuah sedan berjalan pelan, kemudian berhenti dan mundur setiba di dekat Hotel Cipta, Jalan Warung Buncit Jakarta Selatan. Setelah itu, sedan itu maju lagi perlahan. Saya menebak, sepertinya pengemudi sedan ini sedang ragu-ragu dengan jalan yang dilewatinya.
Tebakan saya tidak terlalu meleset. Sesaat kemudian, jendela sedan itu terbuka. Tampak dibekang kemudi, seorang laki-laki berpenampilan rapi. Dia menanyakan: "Di mana komplek Bappenas?". Saya langsung memberitahu sambil menunjuk ke arah belakang Hotel Cipta. Komplek Bappenas (dan rumah Wapres Boediono) memang terletak di belakang Hotel Cipta. Setelah mendengar jawaban saya, orang itu langsung menjalankan sedannya tanpa berkata apa-apa.
Pagi, hari Senin, 7 Desember 2009 yang lalu, saya baru saja mau masuk ke halaman kantor, ketika sebuah mobil pick up tua (seperti mobil pengangkut bahan bangunan) menghampiri saya. Pengemudi mobil itu, seorang laki-laki agak tua dan gemuk, mengenakan kaos warna biru yang sudah agak pudar. Dia bertanya: "Komplek Polri di mana, Mas?".
"Arah sana, lewat jalan ini, Pak. Nanti di pertigaan belok kanan. Nanti di sana, coba Bapak tanya lagi, karena masih banyak belokan lagi." Jawab saya. Dari tempat itu, untuk ke Komplek Pori harus lewat komplek PLN dan jalan menuju ke sana mesti melewati beberapa persimpangan, jadi saya sarankan untuk bertanya lagi setelah melewati pertigaan. Pengemudi mobil itu mengucapkan terima kasih, kemudian menuju arah yang saya tunjukkan.
Banyak kesamaan di antara kedua orang tersebut. Sama-sama mengendarai mobil. Sama-sama sedang mencari sebuah alamat. Yang berbeda, pengendara mobil pick up tua itu mengucapkan terima kasih sedangkan pengendara sedan tidak mengucapkan terima kasih. Mungkin pengendara mobil sedan baru keluar dari Time Tunnel, dan berasal dari masa lalu, dari sebuah jaman sewaktu manusia belum mengenal kata "terima kasih". Atau mungkin juga perjalanan yang begitu panjang menembus lorong waktu telah menyebabkan si pengendara mobil sedan kehilangan sebagian perbendaharaan kata yang dia miliki pada jamannya, termasuk kata "terima kasih".
No comments:
Post a Comment
You can use HTML tags.