Akhirnya Gayus Tambunan mengaku:"Yang di Bali itu memang saya.". Setelah beredarnya foto yang menghebohkan itu, sepertinya Gayus sudah tidak punya pilihan selain harus mengakui bahwa yang di foto itu memang dirinya. Sebelum foto itu beredar, konon Gayus sudah sering keluar rutan Kelapa Dua. Dalam bulan Oktober saja, kabrnya Gayus lebih banyak berada di luar dari pada di dalam rutan. Sungguh suatu "keistimewaan" yang langka bagi seorang tahanan.
Gayus memanfaatkan "fasilitas istimewa" itu semaksimal mungkin. Bahkan kelewat maksimal. Andai Gayus tidak keterlaluan mengumbar fasilitas istimewa ini, sepertinya Gayus dan rekan-rekannya di rutan Kelapa Dua masih bisa tenang tentram melanjutkan kegiatan yang saling menguntungkan ini.
Mengapa hanya dengan penyamaran ala kadarnya, Gayus berani berada di tempat umum yang dapat dilihat orang banyak? Mustahil Gayus tidak menyadari bahwa kasusnya adalah kasus yang menjadi perhatian publik, sehingga wajahnya jadi sangat mudah dikenali. Sepertinya Gayus memang menyadari bahwa dia punya sesuatu yang sangat istimewa.
Sesuatu yang istimewa ini tentu bukan hanya kekayaan yang dapat dia pakai untuk "membeli" aparat. Bukan juga sekedar "nyanyian merdu" yang dapat dipakai untuk tawar-menawar pasal-pasal hukum. Jika yang dipunyai Gayus hanya "nyanyian" tentu dia justru tidak akan berani berada di tempat umum, karena itu sama saja memberi kesempatan pihak-pihak yang terancam untuk membungkam paksa Gayus.
Dengan memilih kembali ke Indonesia setelah sempat melarikan diri ke Singapura, tentu kartu truf Gayus bukan cuma harta atau informasi. Sepertinya Gayus yakin dirinya memang "kebal" dan "untouchable".
Thursday, November 18, 2010
Gayus Memang Ma'nyuuussss...!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
You can use HTML tags.