Setahun yang lalu, pergantian tahun 2018 ke 2019 dilingkupi duka. Beberapa hari sebelumnya, saudara-saudara kita tertimpa musibah bencana Tsunami yang meluluhlantakkan kawasan Selat Sunda.
Saat itu, Pemerintah mengeluarkan imbauan agar tidak merayakan pergantian tahun secara berlebihan. Masyarakat diimbau tidak melaksanakan kegiatan seperti pawai kendaraan, pesta kembang api atau petasan, panggung hiburan malam. Masyarakat diajak melakukan kegiatan positif seperti memberikan bantuan sosial terhadap saudara yang tertimpa musibah bencana tsunami di Selat Sunda.Pada waktu menjelang pergantian tahun tanggal 31 Desember 2019, memang tidak ada imbauan seperti itu. Bahkan, suasana euforia pemerintah baru masih terasa.
Cuaca mendung dan hujan pada malam pergantian tahun tanggal 31 Desember 2019. Saya memutuskan untuk tidur. Saya sedang tidak tertarik mendengar tiupan terompet, dan dentuman petasan. Saya sedang tidak tertarik menyaksikan sinar kembang api menghiasi langit Jakarta. Saya sedang tidak ingin bergabung dengan orang orang yang mengungkapkan kegembiraan di saat pergantian tahun. ….I get older, new year aint fun anymore….
Ketika saya terbangun, tahun 2019 sudah usai dan berganti dengan tahun 2020. Hujan lebat masih mengguyur Jabodetabek. Di televisi diberitakan, sejumlah wilayah Jakarta, Bekasi dan Tangerang dilanda banjir; di Bogor hujan deras menyebabkan tanah longsor yang menimbulkan korban jiwa; Landasan pacu Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur tergenang banjir sehingga terpaksa ditutup; Sejumlah ruas jalan di Jabodetabek terendam dan tidak dapat dilewati kendaraan.
Menurut beberapa warga yang tempat tinggalnya sering dilanda banjir, banjir kali ini lebih parah dari sebelumnya.
(Un)Happy New Year..!
No comments:
Post a Comment
You can use HTML tags.