Pak Budi Rahardjo menulis posting berjudul Review Buku: Long Tail di blognya. Dari sebuah web dan satu talk show di SmartFM, sekilas bagi saya tampaknya Long Tail dari Chris Anderson berseberangan dengan Pareto. Padahal saya terlanjur merasa nyaman dengan Pareto.
Saya sedang malas baca buku. Karena itu, saya tertarik dengan judul posting ini. Harapan saya, dengan membaca Review Pak Budi Rahardjo, saya bisa faham tanpa harus baca buku Long Tail. (Maklum, sedang kambuh malasnya). Padahal kata Pak Budi: "Ini buku yang wajib dibaca bagi para pelaku bisnis, blogger, dan Anda (apa pun pekerjaan Anda)".
Saya tidak sabar menunggu Gambar dari Pak Budi. Saya coba mencerna penjelasan Pak Budi sambil menggambar.
Berikut adalah penjelasan singkat Pak Budi :
"Idenya adalah sebagai berikut. Anda pernah lihat gambar grafik yang nilai di sumbu Y menurun secara eksponensial dengan bertambahnya nilai di sumbu X. [Nanti saya gambarkan.] Nah, biasanya orang jualan atau memberikan layanan hanya kepada yang paling banyak peminatnya, yaitu di sisi sebelah kiri (dimana nilai di sumbu Y, yang menyatakan jumlah peminat atau pembeli, nilainya tinggi). Toko musik, misalnya, hanya menjual kaset dan CD yang banyak pembelinya saja. Jarang ada toko musik yang menjual kaset / CD yang langka. (Apakah ada CD Waljinah?) Sisi sebelah kanan, yang sering disebut ekor atau tail, tidak ada yang memperdulikan. Siapa yang mau melayani mereka?
Ternyata ekor itu sangat panjang, sehingga disebut long tail. Berapa panjang? Pokoknya sangat panjang … puluhan ribu, ratusan ribu, dan jutaan. (Bagi Anda yang paham matematik, kalau diintegralkan maka luas area di sebelah kanna itu ternyata signifikan juga.) Nah, bisnis sekarang ternyata menuju ke sisi ekor itu. Ini dulunya diabaikan. Sekarang - dengan adanya komputer, internet, handphone - sisi ekor ini mulai mendapat perhatian yang lebih banyak. Blog merupakan salah satu contoh. Nati saya elaborasi lagi deh. "
Pak Budi belum sempat mereview secara lengkap, karena harus ketemu klien untuk presentasi.
Pada Gambar di atas, tampak jelas bahwa bagian ekor ( "kuning" ), luasnya (integralnya) lebih besar dari bagian "hijau". Menurut pemahaman saya, kalau kita bisa menjual semua CD yang termasuk katagori "ekor", hasilnya bisa mengalahkan hasil penjualan semua CD yang masuk katagori "banyak peminatnya" (hijau). Sepertinya, ini dengan asumsi semua CD "ekor" terjual dan harga serta biaya untuk menjualnya sama dengan CD yang masuk katagori "banyak peminatnya" (hijau). Mungkin, skenarionya adalah Teknologi Informasi memudahkan menjual dan menekan biaya menjual.
Tetapi saya masih punya pertanyaan yang belum bisa saya jawab sendiri. Bagaimana kalau CD-CD "hijau" dijual lebih mahal (karena demandnya lebih tinggi)? Bagaimana kalau Teknologi Informasi juga kita pakai untuk memudahkan dan menekan biaya menjual CD-CD yang masuk katagori "banyak peminatnya" (hijau) sehingga keuntungan bisa lebih tinggi lagi ?
Sepertinya saya harus menunggu posting Pak Budi mengenai Review Lengkap Buku: Long Tail.
No comments:
Post a Comment
You can use HTML tags.