Bukan hanya Hari Kebangkitan Nasional, sebenarnya, bulan lalu, waktu tanggal 21 April 2023, saya juga lupa bahwa hari itu adalah Hari Kartini, karena hari itu dekat sekali dengan Hari Raya Idul fitri. Apalagi terjadi perbedaan mengenai tanggal 1 Syawal antara versi perhitungan/ Hisab (yang dilakukan Muhammadiyah) dengan versi menunggu penampakan bulan/ Hilal (yang dilakukan Nahdlatul Ulama dan Pemerintah). Hari Kartini semakin kurang dapat perhatian, karena soal perbedaan mengenai tanggal 1 Syawal ini semakin ramai dengan kasus hukum yang menjerat Andi Pangeran Hasanuddin, seorang peneliti BRIN.
Di samping itu, saya juga lupa bahwa tanggal 2 Mei 2023 adalah Hari Pendidikan Nasional. Maklum sudah lama tidak jadi anak sekolah, dan di kalender tanggal 2 Mei warna nya juga sama dengan hari hari biasa. Perhatian saya lebih pada tanggal 1 Mei (Hari Buruh), karena di kalender warna nya merah dan merupakan hari libur nasional. Perkenankan saya menambahkan, sangat disayangkan, bahwa kata "Buruh" bukanlah kata yang disukai banyak orang. Silakan lihat, di banyak perusahaan, nama yang dipakai adalah Serikat Karyawan atau Serikat Pekerja, bukan Serikat Buruh. Banyak di antara kita yang tidak mengaku sebagai Buruh, bahkan tidak tahu bahwa dirinya adalah termasuk kelompok buruh. Padahal semua orang yang bekerja dengan menerima gaji atau upah adalah buruh. Selama profesi Anda ada di kuadran E di "Cashflow Quadrant" Robert Kiyosaki, maka Anda adalah buruh.
No comments:
Post a Comment
You can use HTML tags.